Jumat, 03 Januari 2014

TUGAS V



1. Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus untuk diambil kesimpulan yang bersifat umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati.

Contoh paragraf generalisasi :

            Direktur Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar memperkirakan bahwa kekeringan di sejumlah daerah tidak akan mengganggu stok beras nasional. Bahkan, rencana impor 2007 akan diundur untuk 2008 karena produksi beras dalam negeri dalam beberapa bulan mendatang mencukupi kebutuhan nasional. Mustafa menjelaskan bahwa stok beras per Juli 2007 sebanyak 1,63 juta ton cukup untuk kebutuhan nasional selama 7 bulan. Rencana pengadaan 1,8 juta ton tahun ini sudah terpenuhi 1,53 juta ton dari pembelian beras petani. Impor beras 2008 diperkirakan hanya 1,3 juta ton, lebih sedikit 200.000 ton dari rencana impor tahun 2007. Dengan demikian, cadangan beras nasional masih dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat dan tidak perlu dikhawatirkan sampai akhir 2007 "
2. Analogi

Penalaran analogi dilakukan dengan membandingkan dua hal yang berbeda, tetap keduanya memiliki beberapa sisi persamaan. Dengan persamaan tersebut, dapat ditarik kesimpulannya.

Contoh paragraf analogi :

            Orang yang dalam usia kerja tetapi tidak berkerja, tidak mempunyai pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan seperti halnya orang-orang yang berkegiatan bersekolah (pelajar,mahasiswa) mereka termasuk kedalam golongan bukan angkatan kerja, seperti halnya ibu-ibu rumah tangga, menerima pendapatan tapi bukan menerimaa imbalan langsung atas jasa kerjanya.

3. Kausalitas

Penalaran kausalitas menunjukkan hubungan sebab-akibat atau akibat-sebab.

Contoh paragraf kausalitas :

            Sepuluh tahun yang lalu hutan bakau dibabat habis-habisan. Lahan bekas hutan bakau didisulap menjadi tambak-tambak udang windu. Memang, pada waktu itu pengusaha udang windu memperoleh keuntungan besar karena harganya sangat mahal di luar negeri. Akan tetapi, setelah udang windu tidak laku lagi di pasaran internasional, para pengusaha kembali ke kota dan meninggalkan kerusakan lingkungan sebagai akibat dari pembabatan hutan bakau yang telah dilakukan beberapa tahun yang lalu. Laut menjadi tercemar karena hutan bakau yang berfungsi sebagai penyaring limbah yang masuk ke laut sudah tidak ada lagi. Saat ini, puluhan ribu nelayan sulit menghidupi keluarganya karena tidak ada ikan yang bisa ditangkap di tepi pantai


Kamis, 02 Januari 2014

TULISAN 20


Bank Dunia Kucurkan Pinjaman Untuk Indonesia USD 700 Juta

Merdeka.com - Bank Dunia sepakat mengucurkan pinjaman pembangunan untuk Indonesia dengan nilai total mencapai USD 700 juta. Itu terdiri dari pinjaman untuk mendanai program reformasi INSTANSI (institusional, Tax Administration, Social and Investment) senilai USD 400 juta dan pinjaman konektivitas USD 400 juta.
Ini merupakan pinjaman kedua sejak diinisasi pada 2012. "Bank Dunia terus mendukung agenda reformasi pemerintah, bertujuan untuk meningkatkan konektivitas nasional dan kualitas belanja pemerintah. Ini merupakan Langkah penting menuju peningkatan pemerataan kesejahteraan untuk seluruh masyarakat Indonesia," kata World Bank Country Director untuk Indonesia Rodrigo Chaves, dalam siaran pers, Kamis (21/11).
Dia menjelaskan, pinjaman INSTANSI kedua senilai USD 400 juta ditujukan untuk mendukung langkah pemerintah Indonesia mengurangi angka kemiskinan, memperkuat proteksi sosial lewat sistem jaminan sosial nasional (SJSN) yang akan dilaksanakan mulai 2014. Bantuan tersebut juga untuk mendukung reformasi manajemen keuangan publik.
Adapun pinjaman konektivitas untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia meningkatkan logistik dan fasilitas perdagangan, infrastruktur, transportasi, dan teknologi komunikasi informasi.
Tantangan institusional dan birokrasi adalah sebagian kendala untuk meningkatkan konektivitas dan pembangunan infrastruktur di Indonesia pada hari ini. Menyelesaikan kendala itu akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan produktivitas Indonesia," Ndiame Diop, Lead Economist and Economic Adviser World Bank Indonesia.
Sumber              :
Tanggal Kutip   : 24 November 2013
Analisis             :
Menurut World Bank Country Director untuk Indonesia Rodrigo Chaves, dalam siaran pers, Bank Dunia sepakat mengucurkan pinjaman pembangunan untuk Indonesia dengan nilai total mencapai USD 700 juta. Itu terdiri dari pinjaman untuk mendanai program reformasi INSTANSI. Hal ini disetujui dengan tujuan untuk meningkatkan konektivitas nasional dan kualitas belanja pemerintah.beliau juga menjelaskan bahwa pinjaman INSTANSI kedua ini ditujukan untuk mendukung langka pemerintah Indonesia mengurangi angkla kemiskinan ,memperkuat proteksi kemiskinan sosial lewat sistem jaminan sosial nasional (SJSN)dann juga untuk mendukung reformasi manajemen keuangan public.


TULISAN 19


Untung Rugi Jika Hubungan Dagang Indonesia-Australia Dihentikan
Merdeka.com - Memanasnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia membuat pemerintah berpikir ulang mengenai kerjasama ekonomi kedua negara, salah satunya mengenai impor sapi. Pemerintah saat ini berniat untuk menyetop impor sapi dari negeri kanguru tersebut. Namun, apa untung dan rugi bagi Indonesia maupun Australia jika hubungan ekonomi kedua negara dihentikan?
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eni Sri Hartati mengatakan jika pemerintah ingin confident dengan kedaulatan negara maka hubungan perdagangan kedua negara harus segera dihentikan, terutama impor sapi. Namun demikian keputusan ini akan memberikan untung dan rugi bagi Indonesia sendiri.
Dari sisi kerugian, menurut Eni Indonesia akan mengalami lonjakan harga daging sapi karena kurangnya pasokan. Namun demikian, sisi positifnya, pemerintah bisa menjadikan moment ini sebagai awal pembenahan sektor peternakan terutama sapi.
"Ini kesempatan pemerintah untuk evaluasi lebih dalam ketergantungan Indonesia terhadap Australia. Pemerintah bisa koordinasi bagaimana cara memenuhi kebutuhan protein masyarakat. Namun jangka pendek akan terjadi shock harga yang naik," kata Eni kepada merdeka.com akhir pekan ini di Jakarta.
Menurut Eni, jika impor sapi Australia dihentikan maka tidak hanya Indonesia yang dirugikan. Negara kanguru tersebut juga akan rugi karena akan susah mencari pasar penjualan sapi. Apalagi saat ini krisis global masih terus berlanjut.
"Satu sisi kerugian Australia karena mereka mempunyai ketergantungan menjual sapinya ke Indonesia. Permintaan dunia saat ini sedang menurun karena krisis global, mereka susah mencari pembeli baru," katanya.
Namun, Eni tidak membantah jika kondisi saat ini juga menguntungkan Australia. Moment akhir tahun dan Natal bisa dimanfaatkan negara kanguru tersebut untuk menekan pemerintah Indonesia.

"Australia itu melawan Indonesia pasti juga punya hitungan. Mereka tahu sebentar lagi Natal dan tahun baru pasti akan ada lonjakan permintaan daging di Indonesia. Tidak ada gangguan saja harga daging di Indonesia sudah Rp 100.000," katanya.
Saat ini tinggal menunggu keputusan pemerintah apakah akan menghentikan hubungan dagang Indonesia dengan Australia atau melanjutkannya. "Sekarang ini sejauh mana antisipasi pemerintah untuk ini. Keputusan di tangan pemerintah," tutupnya.
Sumber              :
Tanggal Kutip   : 24 November 2013
Analisis             :
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia yang sedang memanas saat ini membuat pemerintah berpikir ulang mengenai kerjasama ekonomi kedua negara yang diantaranya impor sapi. Pemerintah pada saat ini ingin menyetop impor sapi dari Australia dan hubungan perdagangan kedua negara harus segera dihentikan. Namun keputusan ini memberikan untung dan rugi bagi Indonesia sendiri. Dari sisi untungnya, pemerintah bisa menjadikan moment ini sebagai awal pembenahan sektor peternakan terutama sapi sedangkan dari sisi kerugian, akan mengalami lonjakan harga daging sapi karena kurangnya pasokan. Di sisi lain jika impor sapi Australia dihentikan maka tidak hanya Indonesia yang dirugikan. Australia  juga akan rugi karena akan susah mencari pasar penjualan sapi. Apalagi saat ini krisis global masih terus berlanjut dan satu sisi kerugian Australia karena mereka mempunyai ketergantungan menjual sapinya ke Indonesia.



TULISAN 18


Untuk Maju, Indonesia Tak Bisa Cuma Andalkan Upah Buruh Murah
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) menilai, untuk menjadi negara maju, Indonesia tidak bisa lagi hanya mengandalkan aspek upah buruh murah dan hasil bumi mentah. Indonesia harus mulai mampu memberikan nilai tambah pada komoditas perdagangan.
"Indonesia sebagai middle income country tidak bisa lagi hanya mengandalkan pada upah buruh yang murah dan aktivitas ekstraktif semata," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo saat acara 'Sambutan GBI dan Bankers Dinner tahun 2013' di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (14/11).
Menurut Agus, sudah saatnya Indonesia beralih ke model pertumbuhan yang memberi penekanan pada kapabilitas industrial yang meningkat. "Keseluruhan upaya mengatasi berbagai defisit struktural di sisi penawaran perlu didudukkan sebagai upaya bersama membangun ekosistem inovasi di seluruh Indonesia sebagai sebuah new growth mode," jelasnya.
Dalam ekosistem tersebut, perlu proses difusi teknologi, aktivitas penelitian dan inovasi, hak kekayaan intelektual, pembiayaan inovasi (risk capital) serta kegiatan pendidikan, saling berinteraksi tanpa hambatan. Selain itu juga ketersediaan konektivitas baik fisik maupun digital perlu ada untuk menopang.
"Diharapkan hal tersebut bertransformasi menjadi semakin efisien dan berdaya saing global dengan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam lingkungan ekonomi yang lebih stabil," ungkap dia.
Sumber              :
Tanggal Kutip   : 24 November 2013
Analisis           :
Menurut Agus Indonesia jangan terlalu mengandalkan aspek upah buruh murah dan hasil bumi mentah.Seharusnya Indonesia sudah saatnya beralih ke model pertumbuhan yang memberikan penekanan pada kapabilitas industrial yang meningkat upaya untuk mengatasi berbagai deficit structural di sisi penawaran perlu berkedudukan sebagai upaya bersama membangun ekositem inovasi  sebagai sebuah new growth mode Dengan demikian diharapkan bertransformasi menjadi efisien dan berdaya saing global dengan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam lingkungan ekonomi yang lebih stabil .